Sekitar 30 mahasiswa dari Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bojonegoro Universitas Lampung (Unila) mengikuti pelatihan jurnalistik tentang penulisan opini di Lampung Post, kemarin.
Para mahasiswa, terdiri dari 8 perempuan dan 22 pria, begitu khidmat mendengarkan penjelasan Redaktur Opini, Zulkarnaen Zubairi, atau biasa yang dipanggil Udo Zul. Secara gamblang, pria yang juga penggiat seni budaya Lampung itu menerangkan tentang menulis opini yang termasuk tulisan jurnalistik.
Dia menjelaskan kalau opini itu terbagi lagi dalam artikel, esai, kolom, tajuk, pojok, surat pembaca, dan karikatur. "Dalam menulis berita, menuntut tidak hanya wartawan, siapa pun yang menulis secara jurnalistik pada kepekaan, menganalisis, dan kemampuan menulis," ujarnya.
Tak hanya itu, mengusung jargon bacaan masyarakat terdidik serta teruji dan tepercaya, kata Udo, menjadikan Lampung Post lain daripada yang lain jika dibandingkan dengan kompetitor.
Menurut Udo, Lampung Post tidak hanya memuat tulisan hardnews, tetapi juga memuat tulisan tentang seni dan budaya. Mahasiswa sebagai salah satu target pembaca pun diberikan ruang besar dalam mengapreasiasikan diri dalam bentuk tulisan.
Dengan setiap minggu Lampung Post selalu memuat tulisan tentang puisi, cerpen, tajuk, dan berbagai artikel opini masyarakat. Umumnya, mahasiswa sangat tertarik untuk menulis opini. Terlebih, Lampung Post membuka ruang besar kepada mahasiswa dari PMII untuk menulis opini dan karya tulis lain di halaman Lampung Post.
Namun, Udo menyarankan agar tulisan opini yang dikirim membahas topik yang masih hangat dan tulisan tidak berbau SARA.
Ke depan, Udo berharap PMII dapat aktif, tidak hanya menulis, tetapi juga mengkritisasi keadaan sebagai bentuk karya jurnalistik yang bisa diaplikasikan di tengah-tengah masyarakat.
Dikutip dari http://lampost.co/berita/pmii-unila-ikuti-jurnalistik-opini-di-lampung-post
Pada 14 April 2015 pukul 10.25
Para mahasiswa, terdiri dari 8 perempuan dan 22 pria, begitu khidmat mendengarkan penjelasan Redaktur Opini, Zulkarnaen Zubairi, atau biasa yang dipanggil Udo Zul. Secara gamblang, pria yang juga penggiat seni budaya Lampung itu menerangkan tentang menulis opini yang termasuk tulisan jurnalistik.
Dia menjelaskan kalau opini itu terbagi lagi dalam artikel, esai, kolom, tajuk, pojok, surat pembaca, dan karikatur. "Dalam menulis berita, menuntut tidak hanya wartawan, siapa pun yang menulis secara jurnalistik pada kepekaan, menganalisis, dan kemampuan menulis," ujarnya.
Tak hanya itu, mengusung jargon bacaan masyarakat terdidik serta teruji dan tepercaya, kata Udo, menjadikan Lampung Post lain daripada yang lain jika dibandingkan dengan kompetitor.
Menurut Udo, Lampung Post tidak hanya memuat tulisan hardnews, tetapi juga memuat tulisan tentang seni dan budaya. Mahasiswa sebagai salah satu target pembaca pun diberikan ruang besar dalam mengapreasiasikan diri dalam bentuk tulisan.
Dengan setiap minggu Lampung Post selalu memuat tulisan tentang puisi, cerpen, tajuk, dan berbagai artikel opini masyarakat. Umumnya, mahasiswa sangat tertarik untuk menulis opini. Terlebih, Lampung Post membuka ruang besar kepada mahasiswa dari PMII untuk menulis opini dan karya tulis lain di halaman Lampung Post.
Namun, Udo menyarankan agar tulisan opini yang dikirim membahas topik yang masih hangat dan tulisan tidak berbau SARA.
Ke depan, Udo berharap PMII dapat aktif, tidak hanya menulis, tetapi juga mengkritisasi keadaan sebagai bentuk karya jurnalistik yang bisa diaplikasikan di tengah-tengah masyarakat.
Dikutip dari http://lampost.co/berita/pmii-unila-ikuti-jurnalistik-opini-di-lampung-post
Pada 14 April 2015 pukul 10.25