PENINDASAN OLEH SISTEM
KAPITALISME *
(Sebuah Pengantar)
Mugkin kita sering mendengar kata kapitalisme, atau isme-isme yang
lain. Tapi walaupun mungkin kita sering mendegar kata-kata itu, sudahkah kita
mengetahui atau mengerti tentang
kapitalisme itu sediri???. Sudah saatya masyarakat harus tau tentang
kejamnya kapitalisme yang mugkin selama ini tanpa kita sadari kita adalah
bagian korban dari sistem kapitalisme. Kapitalisme berasal dari kata ”Capital”
yang artinya adalah modal, kemudian “isme” yang artinya adalah paham. Jadi dari
kata tersebut, kapitalisme dapat diartikan paham tentang modal. Namun disini
kita tidak dapat megartikan kapitalisme sesimple begitu saja, karena itu disini
kita harus memahami tentang teori-teori dan sejarah dari kapitalisme.
Kapitalisme adalah suatu mode of production yang didasari oleh
produksi komoditas yang sistematik. Terkaitan dengan produksi dibawah pegaruh
modal – produksi, baik untuk dipertukarkan dan untuk keuntugan, berdasar pada
eksploitasi kerja. Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang didasarkan atas
kepemilikan pribadi (yaitu penguasaan alat-alat produksi seperti industri dan
sumber daya alam atau modal) yang kemudian akan mempunyai hubungan-hubungan
produksi dan melibatkan kelas tak bermilik untuk dijadikan sebagai pekerja
untuk megembangkan modalnya.
Kapitalisme lahir setelah revolusi industri, yaitu penemuan mesin
uap oleh James Watt pada tahun 1769, yang kemudian mucul pabrik-pabrik produksi
dihampir seluruh bagian Eropa. Dan
lahirya kapitalisme tidak lepas dari pemikir-pemikir ekonomi klasik seperti
Adam Smith dan David Ricardo. Adam Smith adalah tokoh ekonom klasik yang
menyerang merkantilisme yang dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat.
Ia menyerang para psiokrat yang menganggap tanah adalah sesuatu yang paling
penting dalam pola produksi. Gerakan produksi haruslah bergerak sesuai konsep
MCM (Modal-Comodity-Money, modal-komoditas-uang), yang menjadi suatu hal yang
tidak akan berhenti karena uang akan beralih menjadi modal lagi dan akan
berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah
kekuatan tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar
harus memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah.
Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan
oleh rakyatnya.
Kapitalisme adalah sebuah sistem produksi, distribusi, dan pertukaran
di mana kekayaan yang terakumulasi diinvestasikan kembali oleh pemilik pribadi
untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Smith berpendapat bahwa
jalan yang terbaik untuk memperoleh kemakmuran adalah dengan membiarkan
individu-individu mengejar kepentingan-kepentingan mereka sendiri tanpa
keterlibatan perusahaan-perusahaan negara (Robert Lerner, 1988). Kapitalisme
adalah sebuah sistem yang didisain untuk mendorong ekspansi komersial melewati
batas-batas lokal menuju skala nasional dan internasional. Pengusaha kapitalis
mempelajari pola-pola perdagangan internasional, di mana pasar berada dan
bagaimana memanipulasi pasar untuk keuntungan mereka.
David Ricardo, memberikan teori ekonomi yang berupa “Teori
Keunggulan Komparatif”. Teori ini memberikan justifikasi yang benar-benar
digunakan oleh setiap ekonom untuk mendukung perdagangan bebas, bagaimana
pendapatan nasional didistribusikan diantara upah, laba, dan sewa. Menurut
Ricardo bahwa perdagangan tergantung pada keunggulan komparatifnya, atau efisiensi
relatif ketimbang keunggulan absoulute seperti yang dikatakan oleh Smith,
tetapi bagi Ricardo yang terpenting adalah memperdagangkan barang produksi yang
lebih cepat proses produksinya lebih cepat proses produksinya dan maksimal
secara kuantitasnya. Selain itu menurut Ricardo bahwa upah kerja tergantung
dari kebutuhan hidup minimumnya agar pekerja atau buruh bisa tetap bertahan
hidup saja dan selalu mengabdikan tenaganya untuk menghasilkan barang produksi.
Ia berpendapat bahwa upah yang diberikan tergantung pada lingkungan para
pekerja tinggal, ketika standar umum dalam lingkungannya meningkat maka upahnya
akan dinaikan sedikit, berbeda dengan Smith yang mendasarkan upah pada
kebutuhan fisik minimum seorang buruh. Menurut Ricardo juga bahwa seorang kapitalis
harus mengambil keuntungan yang banyak setelah memberikan upah minimum bagi
buruh.
Kapitalisme adalah suatu paham yang menghargai kebebasan individu
berjalan sepenuhnya tanpa campur tangan pemerintah dalam urusan ekonomi. Yang
menjadi penentu utama dalam kehidupan ekonomi adalah mekanisme pasar bukan
pemerintah. Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya
sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis
untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi
untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.
Paham kapitalisme saat ini sudah menguasai hampir diseluruh bagian
dunia, termasuk di Indonesia. Paham ini di Indonesia sendiri masuk bersama
paham liberal yang dibawa oleh arus globalisasi. Sebenarnya paham ini sudah ada
di Indonesia sejak tahun 80-an, namun momentumnya pada saat Indonesia mengalami
krisis ekonomi pada pertengahan 1987, menyusul kemerosotan nilai rupiah.
Pemerintah Indonesia kemudian secara resmi mengundang IMF untuk memulihkan
perekonomian Indonesia. Sebagai syarat untuk mencairkan dana talangan yang
disediakan IMF, pemerintah Indonesia wajib melaksanakan paket kebijakan
Konsensus Washington melalui penanda-tanganan Letter Of Intent (LOI), yang salah
satu butir kesepakatannya adalah penghapusan subsidi untuk bahan bakar minyak,
yang sekaligus memberi peluang masuknya perusahaan multinasional seperti Shell.
Begitu juga dengan kebijakan privatisasi beberapa BUMN, diantaranya Indosat,
Telkom, BNI, PT. Tambang Timah dan Aneka Tambang. Itulah awal mulanya dan yang
menyebabkan hampir semua sektor di negara kita di liberalkan, termasuk kepada
para investor asing yang pada saat ini menguasai perekonomian negara. Mulai
dari SDA sampai kepada perusahaan-perusahaan pemerintah di Indonesia yang
seharusnya dapat menopang perekonomian nasional untuk kesejahteraan rakyat
Indonesia, saat ini telah berubah menjadi komersial dengan mencari untung yang
sebesar-besarnya karena dikuasai dan menjadi alat untuk melipatgandakan modal
demi kesejahteraan asing.
Paham / sistem kapitalis mempunyai sifat dan watak sebagai berikut:
a.
Eksploitasi.
Dalam sistem kapitalis untuk dapat menciptakan laba yang
sebesar-besarnya mereka akan memanfaatkan tenaga karyawannya/buruh untuk
menghasilkan sebuah barang produksi yang bernilai tinggi. Namun semua itu tidak
sesuai dalam pemberian upah pada buruh yang sangat rendah, padahal buruhlah
yang menghasilkan barang produksi yang bernilai tinggi. Selain itu kaum
kapitalis menggunakan sistem kerja kontrak yang harus disepakati oleh buruh.
Misalnya pada suatu perusahaan, seorang buruh harus bekerja selama 8 jam dengan
menghasilkan 4 buah barang produksi. Namun pada kenyataanya seorang buruh dapat
menghasilkan 4 buah barang produksi hanya dengan 4 jam bekerja dan seharusnya
sudah dapat berhenti bekerja, karena buruh sudah terikat kontrak kerja selama 8
jam, maka dia harus bekerja kembali untuk menciptakan barang produksi lagi.
Dari sisa waktu kerja tersebut buruh menghasilkan 4 buah barang produksi lagi,
tapi itu tidak dihitung oleh majikannya karena yang dihitung oleh majikannya
hanya 4, walaupun kenyataanya buruh menyelesaikan 8 buah. Itulah yang disebut
sebagai nilai lebih ( surplus value ) yang dicuri majikannya yang dikemukakan
oleh Karl Marx. Bukan hanya buruh, SDA yang menurut kaum kapitalis adalah
produktif untuk dapat menciptakan laba yang sebesar-besarnya pun ikut di
eksploitasi. Karena keserakahan dari kaum kapitalis pada eksploitasi yang
melampau batas terhadap alam dan sesama manusia, yang pada gilirannya
masing-masing menimbulkan krisis ekonologis dan dehumanisasi. Habermas (1988)
menyebutkan kapitalisme lanjut menimbulkan ketidakseimbangan ekologis,
ketidakseimbangan antropologis (gangguan sistem personaliti), dan
ketidakseimbangan internasional.
b.
Akumulasi.
Pada dasarnya kaum kapitalis adalah manusia yang serakah, dimana
tidak akan pernah puas pada apa didapatnya saat ini, mereka berusaha untuk
mendapatkan yang lebih dari hari ini, begitu pula seterusnya. Mereka terus
mengumpulkan untung yang didapatnya dan berusaha terus berusaha mendapatkan
untung yang lebih besar lagi. Untuk menambah untung yang mereka punya,
modal-modal yang sudah mereka kumpulkan saat ini mereka investaskan kembali
dengan harapan dapat melipatgandakan dan penumpukan modalnya lebih besar lagi.
Akumulasi kapital di tangan kaum kapitalis memungkinkannya tercapainya
pertumbuhan yang tinggi. Akan tetapi pembangunan dalam sistem kapitalisme
sangat bias terhadap pemilik modal. Sehingga dari segi sosiologi akumulasi
kapital ternyata telah menciptakan kepincangan ekonomi atau gap yang tinggi dan
stratifikas atau penciptaan kela-kelas ditingkatan masyarakat yaitu kelas kaya
atau para pemilik modal (borjuis) dan kelas tidak berpunya (proletar), yang
nantinya menghasilkan sumber konflik antar kelas. Para pemilik modal yang
banyak memiliki alat-alat produksi sangat memungkinkan untuk memperoleh laba yang
besar dengan memberikan buruh dengan upah besi atau natural wages yaitu sekedar
untuk bertahan hidup. Akumulasi akan semakin berhasil jika para kapitalis bisa
menindas kaum buruh sekeras-kerasnya.
c.
Ekspansi.
Setelah barang produksi yang dihasilkan oleh buruh, kaum kapitais
berusaha mencari pasar produksi. Demi keuntungan yang sebesar-besarnya, kaum
kapitalis menghalalkan segala cara untuk mendapatkan pasar produksi mereka.
Cara-cara itu dapat dilakukan dengan membuka pasar lokal, nasional maupun internasional
dengan cara ekspor besar-besaran ke negara-negara lain, apabila cara itu tidak
berhasil perang pun dapat dilakukannya. Selain untuk memasarkan produksinya,
ekspansi juga dilakukan untuk mencari bahan-bahan baku. Biasanya untuk membuka
pasar internasional korbannya adalah negara-negara berkembang.
Dari penjelasan tersebut apakah kita harus diam melihat seoarang Ibu
menangis yang kehilangan keluarga mereka, anak yang mengeluarkan air mata
karena kehilangan Ibu dan ayahnya atau rakyat sipil yang mati terbunuh yang
tidak tahu apa-apa akibat dari perang yang hanya untuk memenuhi ambisi atau
kepentingan segelintir orang ?. Apakah kita harus membiarkan buruh baik
laki-laki ataupun perempuan dan bahkan anak-anak dihisap, ditindas, di PHK ?.
Apakah kita harus diam melihat penggusuran rumah penduduk dan penggusuran tanah
petani dengan alasan tempat pembangunan pabrik, tata ruang kota dll. Yang
sebenarnya untuk kepentingan para kapitalis ?. Apakah kita harus diam melihat
masyarakat yang menderita bahkan cacat akibat pembuangan limbah Industri yang tidak bertanggungjawab, lingkungan yang
rusak akibat penebangan hutan secara liar dan lain sebagainya yang ternyata
membuat penderitaan yang tiada akhir terhadap mereka yang hari ini dibodohi ?.
Apakah kita harus diam melihat penindasan ini? Jawabannya tentu tidak. Bangkitlah
wahai sahabatku mari kita bersama bergerak untuk merebut demokrasi sejati,
rakyat pasti menang. Lawan segala bentuk penindasan yang berkecongkol di negeri
kita !!!. Nasionalisasi seluruh aset-aset negara dan segala bentuk yang
menguasai hajat hidup orang banyak untuk digunakan demi kesejahteraan rakyat
yang saat ini dikuasai oleh kaum kapitalis asing.
KETIKA KEADILAN
JAUH DARI HARAPAN
KETIKA KESEWENANG-WENANGAN
MENJADI KENYATAAN
KETIKA YANG KUAT
MENINDAS YANG LEMAH
HANYA ADA SATU KATA KAWAN.
LAWAN…!!!
*) Ditulis oleh Aris Ali Ridho (Ketua PMII Komisariat Unila Periode
2011-2012). Artikel ini pernah di publikasikan di Harian Umum Radar Lampung,
Selasa 14 April 2009 di kolom OPINI.